Saya seperti sedang melihat diorama Bung Tomo dalam mempertahankan kemerdekaan bersama arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945, saat dimana dengan gagah berani Bung Tomo memimpin Arek-arek Suroboyo berperang melawan penjajah Belanda. Dengan pekik menggelegar Merdeka ataoe Mati diselingi teriakan takbir Allahu Akbar mereka merengsek memukul mundur pasukan Belanda.
Tanpa terasa air mata saya mengalir, entah kapan saya bisa menangis atau minimal merinding saat mendengar lagu-lagu kebangsaan nan patriotik terdengar langsung masuk ke telinga , saat mendengar lagu mars Bea Cukai dikumandangkan oleh semua peserta Diklat CET ( Customs Enforcement Team ) –terjemahan bebas saya CET adalah Pasukan Reaksi Cepat Ditjen Bea Cukai, –sontak membuat saya merinding saat mendengarnya. Ditambah sahabat-sahabat dengan penuh semangat berlompatan sembari memanggul senjata laras panjang SBC ditengah hujan bak para pahlawan pejuang kemerdekaan, mereka dengan gemuruh menyanyikan lagu mars Bea Cukai disambung dengan lagu lagu perjuangan terus menerus.
….
Bea dan Cukai naungan kita
Berbulat tekad bersatu padu
Junjung amanat tuk membangun negeri
Kobarkan visi lantang bergema
…
Ciampea 8 Nopember 2015, ditengah hujan deras disertai gemuruh petir menyahut di lapangan tembak Ciampea Bogor dalam acara penutupan diklat CET ( Customs Enforcement Team ) seluruh peserta Diklat bersama para petinggi Ditjen Bea Cukai memenuhi lapangan upacara .
Puncak acara diklat CET adalah penyematan brevet CET kepada peserta Diklat. Setelah mereka melewati pelatihan tertulis dan praktek selama satu bulan dibawah asuhan para pelatih dari korps baret merah untuk kegiatan taktikal penyergapan lawan serta praktek menembak.
Bisa jadi anda akan bertanya….buat apa Bea Cukai berlatih seperti itu.? Saya memberi contoh tentang bagaimana sahabat-sahabat kami di pantai timur sumatera yang harus berjibaku dengan para penyelundup yang tidak segan-segan melawan sahabat-sahabat kami saat melakukan patroli laut, melalui cara-cara kekerasan nan primitif.
Di daerah produsen hasil tembakau, teman-teman kami para pulisi mbako-sebutan orang-orang tua untuk para pegawai Bea Cukai di tlatah Jawa-. Para pembuat hasil tembakau illegal tidak segan melawan dan mencederai sahabat-sahabat kami di lapangan saat melakukan penegakan hukum di bidang Undang-Undang Cukai.
” Lapor Pak…saya hari ini tidak ke Kantor.? “
“Siapa yang sakit Pak Hartono.?
“Yang sakit mobil saya Pak, tadi sebelum subuh ada yang melempar bom molotov ke garasi rumah saya
Petikan sedikit percakapan saya dengan Pak Hartono, salah seorang anggota bidang Penindakan Penyidikan Kanwil Jateng di era 2009-2011 , Pak Hartono terkenal seorang pegawai yang tangguh dan berdedikasi di bidang penegakan hukum beberapa kali tangan dinginnya dalam melakukan survaillance membuahkan hasil penegahan di bidang ekspor, impor serta pelanggaran cukai.
Salah satu jalan membentuk pegawai Ditjen Bea Cukai yang berkarakter, tangguh serta berintegrtitas dengan membekali mereka pemahaman yang benar serta lurus akan pentingnya mempertahankan Undang Undang Kepabeanan dan Undang Undang Cukai, karena DJBC adalah salah satu pilar bangsa dalam bidang fiskal dan perlindungan negara dari ancaman barang-barang berbahaya, narkoba misalnya. Sumbangan Ditjen Bea Cukai dalam APBN tidak kecil.
Pegawai Ditjen Bea Cukai yang berjumlah kurang lebih 12.000 orang tersebar di seluruh pelosok tanah air, dari Sabang, Dumai, Sibolga, Dumai, Anambas,Dabo Singkep, Entikong, Tarakan, Nunukan, Atambua, Meumere, Tual, Bintuni, Amamapare hingga Merauke jika mereka tidak tangguh fisik dan mentalnya serta tidak mempunyai dedikasi yang tinggi sudah pasti akan lari meninggalkan tanggung jawab yang diemban di pundaknya.
Meskipun mereka pernah membuat surat perjanjian bersedia ditempatkan dimanapun di seluruh wilayah nusantara.
Bisa jadi dari rahim CET ini akan muncul pahlawan pahlawan Ditjen Bea Cukai, seorang pahlawan tidak turun langsung dari langit juga tidak gratis tiba tiba datang begitu saja. Ada sebuah proses mencetak pahlawan disana, dalam program mempersiapkan pahlawan Bea Cukai ada proses belajar, ada proses training and retraining, ada proses assesment, ada proses feed back, ada proses pembekalan, yang pasti sebuah proses pendidikan dan latihan yang berkesinambungan.
Naluri kepahlawanan akan muncul manakala seseorang menghadapi sebuah kendala kehidupan yang tidak ringan, dimana oleh seorang yang berjiwa pahlawan akan menrubah kendala menjadi tantangan, sebaliknya seorang berjiwa kerdil akan menjadikan kendala sebagai hambatan yang susah untuk dilewati, bahkan tidak bisa ditaklukan.
Para pribadi yang berjiwa pahlawan akan muncul di saat -saat yang sulit, di saat Organisasi sedang menghadapi guncangan luar biasa dari segala arah.
Pribadi yang dirundung kecemasan karena melihat antara idealisme dengan realitas yang terlalu jauh berbeda, sangat berpotensi menjadi pahlawan di era kebangkitan. Pribadi demikian tidak akan tinggal diam, akan terus bergerak memproduksi kebaikan demi kebaikan dan akhirnya dari rahimnya akan lahir para pahlawan kebajikan di era kebangkitan untuk di masa depan. Pribadi demikan yang akan mengangkat keterpurukan menuju kebangkitan dan kejayaan.
Dan semoga kita adalah pribadi-pribadi pahlawan itu. Amiin, semoga.!
@Jidan9084
Bravo DJBC
DJBC Bisa DIBC Jaya.
Selamat Hari Pahlawan 2015.
0 komentar:
Posting Komentar